TARAKAN, JantungNews.com– Panglima Kodam VI Mulawarman, Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha, mengunjungi Mapolres Tarakan, untuk melihat kondisi kerusakan pasca-insiden pengeroyokan oleh puluhan oknum TNI AD pada Senin (24/2/2025) malam. Kunjungan ini didampingi oleh Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara), Irjen Pol Hary Sudwijanto, S.I.K., M.Si., yang menyatakan dukungan moril dan komitmen untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Selasa (25/2/2025),
“Rencananya, setelah dari Polres Tarakan, kami juga akan mengunjungi anggota kami yang masih dalam proses pengobatan di rumah sakit. Kunjungan ini memberikan semangat untuk memperbaiki keadaan hingga pulih kembali,” ujar Kapolda Hary.
Kapolda menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan berjenjang bersama TNI AD untuk menyelesaikan masalah ini. “Dari awal, Kabid Propam sudah bekerja sama dengan POM TNI. Kapolres Tarakan juga berkoordinasi langsung dengan Dandim 0907 Tarakan dan Batalyon Infanteri 613 Raja Alam,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa insiden ini tidak akan mengganggu solidaritas antara TNI dan Polri dalam membangun negara. “Saya bersama Pangdam dan Danrem sudah berdiskusi. Intinya, masalah ini akan diselesaikan secara berjenjang dan sesuai jalur,” tambahnya.
Beredar kronologi insiden di media sosial dan grup WhatsApp yang menyebutkan bahwa insiden bermula saat dua oknum TNI AD dari Batalyon 614 Raja Pandita (RJP) mengunjungi sebuah kafe di Jalan Sulawesi. Diduga, mereka hendak memesan meja untuk minum minuman keras (miras).
Di lokasi, terjadi perselisihan antara oknum TNI AD dan anggota Polres Tarakan, yang berujung pada pengeroyokan oleh sejumlah oknum polisi terhadap oknum TNI AD. Keesokan harinya, perwakilan korban dari Batalyon 614 RJP bertemu dengan perwakilan pelaku pengeroyokan dari Polres Tarakan. Kedua pihak sepakat untuk membayar biaya pengobatan sebesar Rp10 juta.
Namun, uang tersebut tidak kunjung diserahkan, dan komunikasi via telepon membuat pihak korban tersinggung. Puncaknya, sekitar 37 orang dari Batalyon 614 RJP dan Brigif 24 Bulungan Cakti mendatangi Polres Tarakan pada pukul 23.15 WITA, Selasa (25/2/2025) malam, dan melakukan pengeroyokan serta merusak sejumlah fasilitas.
Kapolda Hary menyatakan bahwa pihaknya belum dapat memastikan kebenaran kronologi yang beredar. “Yang beredar mungkin versi dari pihak TNI AD. Kami akan meluruskan sesuai fakta dari hasil penyelidikan,” tegasnya.
Ia juga mengonfirmasi bahwa senjata api (senpi) yang sempat hilang saat insiden telah ditemukan dan tidak ada masalah lanjutan. Sementara itu, enam anggota Polres Tarakan yang bertugas di SPKT masih menjalani perawatan medis.
“Saya dan Pangdam akan ke rumah sakit untuk mengecek kondisi korban,” pungkas Kapolda.(Jn01)